Rabu, 26 Februari 2014

Gerakan Kebangsaan Indonesia



Gerakan Kebangsaan Indonesia

Boedi Oetomo
            Organisasi Boedi Oetomo berdiri atas prakarsa Mas Ngabehi Wahidin Sudirohoesodo. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas bangsa melalui kegiatan pengajaran. Tanggal 20 Mei yang merupakan hari lahir Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Boedi Oetomo memperluas cakupan dengan melaksanakan pembelajaraan bahasa Belanda, sebab pada saat itu seseorang akan mustahil menduduki jabatan birokrasi pada pemerintahan Belanda tanpa memahami bahasa Belanda.
            Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo. Pertama, pembatasan keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura. Kedua, Boedi Oetomo tidak mencampuri urusan politik.
            Banyak dari anggota Boedi Oetomo duduk dalam Dewan Rakyat (Volksraac). Adanya tekanan pada organisasi pergerakan nasional mengakibatkan Boedi Oetomo mengalami kemunduran setelah Boedi Oetomo memasuki bidang politik.

Sarekat Islam (SI)
            Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Tujuan awalnya adalah untuk memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam dan untuk menyaingi para pedagang Cina di Solo. Sarekat Islam juga melawan kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Dalam waktu relatif singkat, SI memiliki banyak pengikut yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Organisasi ini mengalami kemajuan pesat setelah dipimpin oleh H.O.S. tjokroaminoto.
            Dalam kongres SI tahun 1916 Tjokroaminoto mengatakan cita-cita SI adalah membentuk suatu bangsa yang memiliki pemerintahan sendiri. Tokoh-tokoh muda yang berhaluan kiri dan radikal di tubuh SI adalah Semaun, Tan Malaka, dan Darsono. Adanya tokoh-tokoh yang berhaluan kiri ini mengakibatkan SI terpecah dua, yaitu SI Putih dan SI Merah. SI Merah berasas komunis, sedangkan SI Putih berasaskan keislaman. SI Merah dikeluarkan dan SI dan bergabung dengan Partai Komunis Indonesia.

Muhammadiyah
            Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggak 18 November 1912. Mulanya tujuan organisasi ini adalah menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan memajukan agama Islam. Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, tablig Islam, badan wakaf, serta penerbitan.

Indische Partij
Indische Partij merupakan organisasi bercorak politik yang didirikan oleh E.F.E Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan nama Danudirdja Setiabudi pada tanggal 25 Desember 1912.
            Tujuan Indische Partij adalah membangun patriotisme semua indiers (orang lokal/Indonesia) terhadap tanah air. Melalui karangannya yang dimuat di majalah Het Tijdschrift dan De Express, Douwes Dekker melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat.
            Pada perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda, Indische Partij membentuk komite yang disebut bumiputra. Komite ini mengirimkan telegram kepada Ratu Belanda yang isinya mengusulkan pencabutan pasal III RR (Reglemen op het beleidder Regeering) tentang pembentukan majelis perwakilan rakyat tuntutan jaminan kebebasan berpendapat didaerah jajahan. Kegiatan Komite Bumiputra dianggap berbahaya, pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buang ke negeri Belanda. Permohonan dari Indische Partij untuk mendapat pengakuan badan hukum ditolak dan organisasi ini dianggap sebagai organisasi terlarang.

Gerakan Pemuda

Tri Koro Dharmo
            Tri Koro Dharmo didirikan oleh Seriman Wirjosandjoyo, Suradi Wongsonegoro dan Soetomo pada tanggal 7 Maret 1915. Tujuan pendirian Tri Koro Dharmo adalah sebagai tempat latihan bagi calon-calon pemimpin bangsa atas dasar cinta tanah air.
            Pada kongres Tri Koro Dharmo yang pertama di Solo tahun 1918 ada dua keputusan penting. Pertama, nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kedua, tujuan organisasi dipusatkan untuk membangun persatuan Jawa Raya.
            Setelah kongresnya yang ke 8 pada tanggal 28 Desember 1925 – 2 Januari 1926 di Bandung, Jong Java turut menigkatkan persatuan dan cita-cita Indonesia merdeka. Mulai kongres tersebut Jong Java praktis terjun ke politik.

Jong Sumatranen Bond
            Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Gedung Volkslecture Jakarta oleh pemuda-pemuda Sumatra yang ada di Jakarta. Tujuannya adalah untuk memperkokoh hubungan antar pelajar asal Sumatra di Jakarta.
            Dari hasil godokan Jong Sumatranen Bond inilah lahir pemimpin bangsa seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta.
Ambon
            Organisasi yang terbentuk adalah Wilhelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan organisasi Sarekat Ambon. Pimpinannya yang terkenal adalah A.J. Patiy.

Minahasa dan Celebes
            Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Dari pendirian organisasi ini muncul seorang tokoh muda Minahasa yang terkenal, yaitu Sam Ratulangi.


Sunda dan Betawi
Pada tahun 1920 berdiri organisasi pemuda Sunda di Jakarta dengan nama Sekar Rukun. Selain itu, Pemuda Betawi berhasil membentuk organisasi bernama Pemuda Betawi di bawah pimpinan Moh. Husni Thamrin.

Timor
            Para pemuda Timor berkumpul dan mendirikan perserikatan pemuda-pemuda Timor (Timorsche Verbond) di Makassar pada tahun 1922. Pada tahun yang sama, berdiri pula Jong Bataks Bond yang merupakan pecahan Jong Sumatranen Bond.

Organisasi Kepanduan
            Jumlah  organisasi kepemudaan yang semakin banyak mendorong munculnya keinginan untuk membentuk suatu wadah organisasi kepanduan. Dibentuklah organisasi kepanduan di antara Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPY), dan Pandu Pemuda Sumatra (PPS).
            Dibentuknya Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan agar organisasi-organisasi panduan bekerja semakin efektif.  PAPI dianggap tidak dapat mengakomodasikan aspirasi seluruh organisasi. Dan pada tahun 1918 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) sebagai jawaban atas keinginan membentuk wadah kerja sama yang bisa menjadi perekat semua organisasi kepanduan.

Taman Siswa
            Taman Siswa berdiri tanggal 3 Juli 1922 atas prakarsa R.M Suwardi Suryaningrat yang lebih terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Tujuannya adalah untuk memajukan bidang pendidikan.
            Asas Taman Siswa diwujudkan dalam sistem among sebagai berikut.
1.    Tut Wuri Handayani.
2.    Ing Madya Mangun Karsa.
3.    Ing Ngarso Sung Tulodo.
            Keluarnya Wilde Scholen Ordonantie atau Undang-Undang Sekolah Liar membuat perjuangan Taman Siswa menghalami hambatan.
            Perjuangan mereka (PSII, PNI Baru, Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Partindo, Permi, dan beberapa organisasi perjuangan lainnya) berhasil, terbukti dengan dicabutnya UU Sekolah Liar pada tahun 1933.

Partai Komunis Indonesia
            Keberadaan paham komunis di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari nama seorang pemimpin buruh Belanda bernama H.J.F.M Sneevliet yang masuk ke Indonesia tahun 1913. Ia lalu mendirikan organisasi Inndische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) tahun 1914 bernama J.A Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bergsma.
            Pada kongres ISDV 3 Mei 1920 nama ISDv diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Selanjutnya pada bulan Desember berubah nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
            Setelah merasa semakin mapan dan besar, PKI mengadakan pemberontakan yang dikenal sebagai pemberontakan PKI 1926. Pemberontakan ini dirancang oleh tokoh-tokoh PKI seperti Sardjono, Budi Sutjipto, dan Sugono.
            Banyak pengikut PKI berhasil ditangkap dan dibuang ke Tanah Merah, Digul, dan Papua. Akhirnya, Partai Komunis Indonesia dinyataka sebagai partai terlarang.

Perhimpunan Indonesia
            Dalam tahun yang sama lahirlah Boedi Oetomo, terbentuk pula sebuah perkumpulan dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) yang bergerak di bidang sosial.
Tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat berhasil mengubah perhimpunan yang dahulu berorientasi sosial diarahkan ke orientasi politik.
            Asas Indische Vereeniging yaitu:
·         Penentuan nasib sendiri;
·         Perjuangan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri;
·         Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.

Partai Nasional Indonesia (PNI)
            Perserikatan Nasional Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan Perhimpunan Indonesia (PI) karena sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
            Pada kongres PNI pertama di Surabaya 27 – 30 Mei 1928 dibicarakan rencana kerja dan anggaran dasar PNI. Kongres juga mengukuhkan Ir. Soekarno sebagai ketua PNI. Nama Perserikatan Nasional Indonesia diubah menjadi Partai Nasional Indonesia.
            Pemerintah Belanda cemas dengan kemajuan PNI dalam waktu relatif singkat dan sikapnya yang nonkooperatif, apalagi setelah tersiar isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada tahun 1930, pemerintah Belanda semakin khawatir. Untuk mengantisipasinya, pemerintah Belanda melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Pada 29 Desember 1929 Ir. Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap di Yogyakarta dan dibawa ke Bandung.
            Ir. Seokarno membela diri dengan membacakan tulisannya “Indonesia Menggugat”. Ir. Soekarno mengatakan “kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang di dalam batinnya telah menderita. Revolusi sekelompok kaum intelektual tetapi revolusinya bagian terbesar dari rakyat dunia yang terbelakang dan diperbudak.”
            Penangkapan Ir. Soekarno membuat kaum nasional merasa sangat terpukul.  Oleh sebeb itu, pada kongres luar biasa di Jakarta April 1931 PNI akhirnya dibubarkan. Hal itu dilakukan demi keselamatan anggotanya.
            Mantan anggota PNI mendirikan Partai Indonesia (Partindo) pada 1 Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. Sementara Moh Hatta, Sutan Sjahrir dan kawan-kawannya mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.

Gerakan Wanita
            Sampai pada pertengahan abad ke 19, peranan wanita Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan laki-laki.
            Kemudian lahir duatu gerakan emansipasi yang dipelopori oleh R.A. Kartini. Berbagai perkumpulan wanita pun berdiri, contohnya perkumpulan Keoetamaan Isteri yang diasuh oleh Dewi Sartika. Fokus perhatiannya adalah pendidikan untuk wanita. Salah satu organisasi kewanitaan yang paling tua adalah Putri Mardika yang berdiri tahun 1912.
            Di luar Jawa, organisasi yang terbentuk antara lain Keradjinan Amal Setia, Keoetamaan Istri Mminangkabau, Sarekat Iboe Sumatra, dan Ina Tuni. Muncul perkumpulan wanita yang radikal dan nonkooperatif dengan pemerintah Belanda, seperti Perkumpulan Istri Sedar. Tujannya adalah meningkatkan kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan kemerdekaan bagi bangsanya.
            Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928 dan Kongres Perempuan II di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1930. Tanggal tersebut kemudian dikukuhkan sebagai Hari Ibu.

Kongres Pemuda
Kongres pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamite Bond, Sekar Rukun, Jong Batak, dan Jong Minahasa.
            Tujuan dari Kongres:
Membentuk badan sentral organisasi kepemudaan
Memajukan paham persatuan kebangsaan
Mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.
            Kongres Pemuda I ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia walaupun rumusannya belum jelas. Kongres juga belum berhasil membentuk suatu organisasi fusi dari berbagai organisasi pemuda, tetapi, usaha ke arah itu terus berjalan. Kongres Pemuda II berlangsung tanggal 26-28 Oktober 1928 dan dihadiri oleh kurang lebih 750 pemuda yang berasal dari organisasi kepemudaan di Indonesia. Kongres ini melahirkang semangat nasionalisme yang lebih tinggi dari kongres pemuda sebelumnya. Utusan para pemuda mengucapkan sumpah setia “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa”. Dalam acara penutupan, dinyayikan lagu Indonesia Raya ciptaan W. R Supratman. Simbol persatuan adalah pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu nasional Indonesia Raya.
Pernyataan dalam sumpah pemuda itu merupakan perwujudan dari identitas nasional.

Partai Indonesia Raya (Parindra)
Di Surabaya terdapat kelompok studi Indonesia yang banyak berjasa dalam pergerakan nasional, khususnya di daerah Jawa Timur.
            Kelompok studi ini kemudian mengubah amanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada tahun 1930. Persatuan Bangsa Indonesia memilih arah bidang politik dengan sasaran masyarakat pedesaan dan menjalani kerjasama dengan Boedi Oetomo, Serikat Celebes, Serikat Sumatra, Ambon, serta Perkumpulan Kaum Betawi. Mereka kemudian melebur dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan ketuanya Sutomo. Bergabung pula tokoh pergerakan nasional lainnya seperti Husni Thamrin, K.R.M.H. Wuryaningrat dan Sukarjo Wiryopranoto.
            Parindra mempunyai tujuan membentuk Indonesia yang mulia dan sempurna. Organisasi ini mengambil jalan koopertif. Tujuannya untuk menghindar agar jangan sampai dibubarkan pemerintah kolonial Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar